Kamis, 21 Juli 2011

Tren Cloud Computing


Tren Cloud Computing

Penggunaan komputer saat ini sudah semakin canggih, jika dulu pada tahun 80an
kita masih menggunakan komputer berbasis DOS yang layarnya hitam putih (tanpa
tampilan GUI), menggunakan disket yang berukuran besar untuk instalasi software atau
media penyimpanan dan pertengahan 90an mulai muncul OS yang sudah bisa menampilkan
GUI dan terus mengalami perkembangannya dan saat ini telah ada istilah Cloud Computing
yang menggambarkan penggunaan komputer melalui akses internet dan dapat digunakan
secara mobile karena dapat diakses dimanapun.

Cloud Computing adalah teknologi komputer yang menggunakan internet sebagai
medianya, dengan penggunaan Cloud Computing maka komputer tidak perlu menggunakan
suatu sistem operasi tertentu (Linux, Mac OS, Windows, dan lainnya), tidak membutuhkan
hardisk dan tidak perlu instalasi software pada komputernya karena penggunaan semua hal
ini telah ada pada layanan Cloud Computing. Penyimpanan data dilakukan di server
“hardisk” dari penyedia layanan Cloud Computing, yang diperlukan untuk menggunakan
Cloud Computing ini adalah sebuah komputer dan koneksi internet. Teknologi Cloud
Computing menggunakan internet dan central remote server untuk mengatur data dan
aplikasi. Cloud Computing memungkinkan konsumen dan pebisnis untuk menggunakan
aplikasi tanpa melalui proses instalasi dan dapat mengakses file personal di komputermelalui akses internet. Dengan menerapkan Cloud Computing, kita serasa memiliki komputer pribadi di dunia maya dan personal komputer kita berpindah ke dunia maya. Karena Cloud Computing berbasis internet maka komputer tersebut dapat diakases dari manapun asalkan ada koneksi internet (mobile), misalkan kita sedang berlibur ke luar kota, maka tidak perlu membawa komputer atau notebook, cukup ke warnet yang ada koneksi internet dan web browser maka komputer tersebut akan menjadi komputer kita atau bias saja kita meminjam komputer teman untuk membuka komputer kita yang berbasis Cloud Computing. Untuk masalah aplikasi dan data tidak perlu khawatir karena semuanya ini disimpan secara online pada server penyedia layanan Cloud Computing jadi walaupun kita menggunakan komputer orang lain, kita dapat mengakases data pribadi kita. Beberapa contoh sistem operasi berbasis Cloud Computing diantaranya Microsoft Azure (Dari Microsoft Corp.), Chromonium OS (dari Google), eyeOS Istilah Cloud Computing ini mengacu pada internet yang dianggap sebagai awan besar yang berisi komputer yang saling terhubung. Penggambaran dari Cloud Computing dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


Gambar 1. Ilustrasi Cloud Computing
Dengan adanya Cloud Computing ini kita tidak perlu lagi harus menginstall OS, Software pada komputer, dan yang paling penting adalah tidak perlu melakukan upgrade terhadap komputer. Hal ini mengguntungkan bagi perusahaan yang mengharuskan melakukan upgrade terhadap komputernya setiap tahunnya, ini membutuhkan dana yang sangat besar untuk mengupgrade komputer beserta hardwarenya serta membeli software beserta OS nya dan mempekerjakan admin IT yang bertugas untuk melakukan monitoring terhadap server, komputer, hardware, jaringan, aplikasi, dan storage. Perusahaan yang menyediakan layanan semacam ini adalah Google, Microsoft, Zoho, Amazon, dan
SalesForce.

Keuntungan dari penggunaan Cloud Computing :

1.      Pengurangan Biaya Investasi Hardware

Karena dengan menggunakan Cloud Computing, kita tidak perlu membeli hardware komputer, media penyimpanan (hardisk), komputer server, dan membeli software karena semua hal ini telah ada dan terinstall secara online pada saat menggunakan Cloud Computing. Menurut studi yang dilakukan Centre for Economics and Business Research (Cebr) yang disponsori oleh EMC yang dilakukan di Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris. Penerapan Cloud Computing menghasilkan penghematan untuk layanan TI  lebih dari 763 miliar Euro dalam kurun waktu antara 2010 sampai 2015, sama dengan sekitar 1.57% dari total GDP lima negara bersangkutan secara akumulatif.
2.      Back up dan Recovery data

Data yang ada akan disimpan pada server penyedia layanan Cloud Computing secara online
dan penyedia layanan Cloud Computing memiliki banyak server untuk menghandle usernya
sehingga dimungkinkan untuk melakukan back up pada server yang lain.
3.      Dapat Diakses Dimana Saja

Hal ini yang menurut penulis kelebihan dari Cloud Computing, karena Cloud Computing
berbasis internet maka personal komputer kita dapat diakses diamanapun dengan
menggunakan komputer atau notebook orang lain. Jadi tidak perlu pusing membawa
notebook kemana – mana.
4.      Tidak Terbatasnya Penyimpanan

Selain telah menyediakan “hardisk” secara online yang dapat kita gunakan untuk
menyimpan data, “hardisk” ini juga dapat diatur kapasitasnya (ditambah atau dikurangi)
sesuai dengan kebutuhan kita. Tentu saja untuk dapat menikmati layanan ini harus
membayar harga sewa yang lebih tinggi.
5.      Tidak Perlu Khawatir Terhadap Software

Sistem Operasi yang berbasis Cloud Computing secara default telah memberikan beberapa
software yang telah memenuhi kebutuhan kita terhadap penggunaan komputer seperti word
prosessor, presentation, video, image, PDF, RSS Reader, musik, dan lainnya. Selain itu kita
juga tidak dipusingkan lagi terhadap masalah lisensi software karena pastinya software
yang akan kita gunakan asli. Untuk masalah update software sendiri telah dilakukan oleh pihak penyedia layanan Cloud Computing sehingga kita hanya menggunakan software
tersebut.

Cloud Computing memiliki 3 layanan yang ditawarkan kepada usernya, diantaranya:

1. Software as a Service (SaaS).

SaaS ini merupakan layanan Cloud Computing yang paling dahulu populer.
Software as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application
Service Provider). Sesuai namanya, SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk
bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Sehingga tidak
perlu mengeluarkan investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi.
Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan
berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan. Hanya saja dengan konsep SaaS ini,
pelanggan tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi yang mereka sewa. Hanya fitur-fitur
aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia saja yang dapat disewa oleh pelanggan.
Dan karena arsitektur aplikasi SaaS yang bersifat multi tenant, memaksa penyedia
untuk hanya menyediakan fitur yang bersifat umum, tidak spesifik terhadap kebutuhan
pengguna tertentu. Meskipun demikian, kustomisasi tidak serta-merta diharamkan,
meskipun hanya untuk skala dan fungsi yang terbatas.
Tapi dengan berkembangnya pasar dan kemajuan teknologi pemrograman,
keterbatasan-keterbatasan itu pasti akan berkurang dalam waktu tidak terlalu lama. Untuk
contoh layanan SaaS, tentu saja kita harus menyebut layanan CRM online Salesforce.com–
yang dikomandai Marc Benioff dan telah menjadi ikon SaaS ini.
Selain itu Zoho.com, dengan harga yang sangat terjangkau, menyediakan layanan
SaaS yang cukup beragam, dari mulai layanan word processor seperti Google Docs, project
management, hingga invoicing online. Layanan akunting online pun tersedia, seperti yang
diberikan oleh Xero.com dan masih banyak lagi. IBM dengan Lotuslive.com nya dapat
dijadikan contoh untuk layanan SaaS di area kolaborasi/unified communication.
Perusahaan-Perusahaan di bawah ini merupakan perusahaan yang sudah ditetapkan
sebagai perusahaan yang menyediakan SaaS sebagai bisnis mereka. Perusahaan dikenakan
biaya pelanggan dan biaya berlangganan.
· Salesforce .com (CRM)
· Google (GOOG)
· Netsuite (N)
· Cordys

Sedangkan perusahaan-perusahaan berikut sudah membenttuk diri sebagai penyedia
perangkat tradisional. Perusahaan-perusahaan ini menjual lisensi kepada penguna mereka,
yang kemudian menjalankan perangkat lunak dari server premis.

· SAP AG (SAP)
· Oracle (ORCL)
· Blackbaud (BLKB)
· Lawson Software (LSWN)
· Blackboard (BBBB)

2. Platform as a Service (PaaS)

Seperti namanya, PaaS adalah layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai
yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu saja hanya bisa
berjalan diatas platform tersebut. PaaS memfokuskan aplikasi dimana developer tidak usah
memikirkan tentang hardware dan tetap fokus pada application development-nya tanpa
harus mengkhawatirkan operating system, infrastructure scaling, load balancing dan
lainnya. Pengembang membuat aplikasi pada platform penyedia melalui Internet. Penyedia
PaaS dapat menggunakan API, portal situs web atau perangkat lunak gateway diinstal pada
komputer pelanggan. Seperti juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali
terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memory, media penyimpanan, processing
power dan lain-lain, yang semuanya diatur oleh provider layanan ini. Pionir di area ini
adalah Google AppEngine, yang menyediakan berbagai tools untuk mengembangkan
aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakan bahasa pemrograman Phyton dan
Django.
Kemudian Salesforce juga menyediakan layanan PaaS melalui Force.com,
menyediakan modul-modul untuk mengembangkan aplikasi diatas platform Salesforce yang menggunakan bahasa Apex. Dan mungkin yang jarang sekali kita ketahui, bahwa Facebook juga bisa dianggap menyediakan layanan PaaS, yang memungkinkan kita untuk membuat aplikasi diatasnya. Salah satu yang berhasil menangguk untung besar dari layanan PaaS Facebook adalah
perusahaan bernama Zynga, yang tahun lalu saja berhasil meraup keuntungan bersih lebih
dari US$ 100 juta, lebih besar dari keuntungan yang didapat oleh Facebook
sendiri. Aplikasi ini adalah Farmville yang cukup popular di Facebook.

Berikut ini merupakan nama perusahaan dan platform mereka;

· Google (GOOG) – Apps Engine
· Amazon.com (AMZN) – EC2
· Microsoft (MSFT) – Windows Azure
· SAVVIS (SVVS) – VPDC Symphony
· Terremark Worldwide (TMRK) – The Cloud Enterprise
· Salesforce.com (CRM) – Force.com
· NetSuite (N) – Suiteflex
· Rackspace Cloud – cloudservers, cloudsites, cloudfiles
· Metrisoft – Metrisoft Platform SaaS
· Oracle SUN link langsung
· Cordys Proses Pabrik – Platform Enterprise Cloud

3. Infrastructure as a Service (IaaS).

IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. Ini adalah sebuah layanan
yang “menyewakan” sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media
penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain,
yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya.
Model bisnisnya mirip dengan penyedia data center yang menyewakan ruangan
untuk co-location, tapi ini lebih ke level mikronya. Penyewa tidak perlu tahu, dengan mesin
apa dan bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS. Yang penting,
permintaan mereka atas sumberdaya dasar teknologi informasi itu dapat dipenuhi.
Perbedaan mendasar dengan layanan data center saat ini adalah IaaS memungkinkan
pelanggan melakukan penambahan/pengurangan kapasitas secara fleksibel dan otomatis.
Salah satu pionir dalam penyediaan IaaS ini adalah Amazon.com yang meluncurkan
Amazon EC2 (Elastic Computing Cloud). Layanan Amazon EC2 ini menyediakan berbagai pilihan persewaan mulai CPU, media penyimpanan, dilengkapi dengan sistem operasi dan juga platform pengembangan aplikasi yang bisa disewa dengan perhitungan jam-jaman. Untuk di dalam negeri sendiri, rencananya ada beberapa provider yang akan menyediakan layanan sejenis mulai pertengahan tahun ini.

Contoh lain dari IaaS adalah :

- Google (GOOG) – Manage Hosting.
- International Business Machine (IBM) – Managed Hosting.
- SAVVIS (SVVS) – Managed Hosting dan Cloud Computing.
- Terremark Worlwide (TMRK) – Managed Hosting.
- Rackspace Hosting (rax) – Managed Hosting dan Cloud Computing.

Tipe-tipe penerapan (deployment) dari layanan Cloud Computing, yang terbagi menjadi
empat jenis penerapan, yaitu:

1.      Private cloud

Di mana sebuah infrastruktur layanan cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi
tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu atau oleh pihak
ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Bisaanya organisasi dengan skala besar
saja yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.

2.      Community cloud

Dalam model ini, sebuah infrastruktur cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa
organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat
keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya.

Jadi, community cloud ini merupakan “pengembangan terbatas” dari private cloud. Dan
sama juga dengan private cloud, infrastruktur cloud yang ada bisa di-manage oleh salah
satu dari organisasi itu, ataupun juga oleh pihak ketiga.

3.      Public cloud

Sesederhana namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia
layanannya. Layanan-layanan yang sudah saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan
contoh dari public cloud ini.

4.      Hybrid cloud

Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih
infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara entitas
mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme
yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. Misalnya, mekanisme
load balancing yang antarcloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada
level yang optimal.



Kekhawatiran penerapan Cloud Computing

Walaupun demikian masih ada kekhawatiran bagi administrator IT dan
perusahaan/organisasi untuk menerapkan Cloud Computing pada perusahaan mereka, hal
ini dikarenakan karena takutnya akan kehilangan kontrol atas data perusahaan mereka. Ini
terjadi karena jika telah menerapkan Cloud Computing maka hardisk komputer/server lokal
yang bisaanya digunakan untuk penyimpanan data perusahaan akan beralih ke
penyimpanan hardisk penyedia layanan Cloud Computing. Selain itu untuk menggunkan
Cloud Computing dibutuhkan bandwith internet yang cepat dan stabil, hal ini masih sulit
ditemukan di Indoensia.

Masalah interoperabilitas (kemampuan komunikasi antar sistem) perlu diperhatikan
juga dalam penerapan Cloud Computing seperti jika misalnya menggunakan Microsoft
Azure (Cloud Computing milik Miscrosoft), bagaimana format penyimpanan data yang
digunakan dan apakah format data ini bisa dibuka jika menggunakan Cloud Computing
lainnya (misal Chromium OS) dan apakah semua aplikasi yang ada sudah mewakili
penggunaan komputer user? Masalah lain adalah dalam hal penanganan kegagalan dalam
segi jaringan internet, misalnya internet yang kita gunakan sedang down atau internet
server Cloud Computing yang down maka kita tidak bisa menggunakan komputer sama
sekali karena Cloud Computing ini berbasis internet, mungkin bagi perusahaan besar hal ini
bisa ditangani dengan menggunakan internet service provider lain sehingga jika terjadi
error pada internet service provider yang digunakan dapat dialihkan ke internet service
provider lain tapi bagaimana dengan masyarakat personal yang hanya menggunakan satu
internet service provider??

Pada dunia maya kerap kali terjadi tindak kejahatan (cyber crime) seperti misalnya
pencurian data. Pada saat menggunakan Cloud Computing maka data pengguna akan
tersimpan di “hardisk” Cloud Computing secara online, ini memungkinkan terjadinya
pencurian data sehingga perlu dipertanyakan bagaimana tingkat kemanan dari sistem
jaringan Cloud Computing??

Bagi perusahaan besar mungkin saja penerapan Cloud Computing cocok diterapkan
karena dapat menghemat dana perusahaan di bidang IT untuk penggadaan komputer,
server, OS, software, staff IT, dan lainnya karena dengan Cloud Computing kita hanya
membayar apa yang telah kita gunakan (software dan penyimpanan yang digunakan) dan
hal ini sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut jadi dimungkinkan perusahan untuk
membayar lebih murah jika menggunakan Cloud Computing. Hal ini berbeda jika Cloud
Computing digunakan secara personal pada masyarakat kebanyakan karena penerapan Cloud Computing bisa saja menjadi lebih mahal dibandingkan dengan membeli dan menggunakan OS, software, dan membeli hardware komputer, selain itu saat ini sudah mulai banyak OS dan software yang bersifat opensource yang dapat menjadi alternative.

Referensi

http://ervamadiyudhistira.wordpress.com/2010/12/11/cloud-computing/
http://www.gudanglinux.info/info/business/50-market/700-menghitung-keuntunganekonomi-
cloud-computing.html

Situs Web

http://www.ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/05/Tren-Cloud-Computing.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar